Jumat, 15 Oktober 2010

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya..Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
• Ragam bahasa undang-undang
• Ragam bahasa jurnalistik
• Ragam bahasa ilmiah
• Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
• Ragam bahasa cakapan
• Ragam bahasa pidato
• Ragam bahasa kuliah
• Ragam bahasa panggung

Ciri- ciri ragam lisan :
1. Unsur suprasegmental dan paralingual memberi efek terhadap komunikasi.
2. Terikat oleh kondisi,situasi, dan waktu.
3. Unsur-unsur dramatikal biasanya dinyatakan tidak lengkap.
4. Adanya lawan bicara.

2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
• Ragam bahasa teknis
• Ragam bahasa undang-undang
• Ragam bahasa catatan
• Ragam bahasa surat

Ciri- ciri ragam tulisan :
1. Unsur suprasegmental dan paralingual tidak ada sehingga dalam menyusun kalimat harus lebih hati-hati dan cermat.
2. Tidak terikat oleh kondisi,situasi, dan waktu.
3. Unsur-unsur dramatikalnya dinyatakan secara lengkap.
4. Tidak harus ada lawan bicara.

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
• Ragam bahasa resmi
• Ragam bahasa akrab
• Ragam bahasa agak resmi
• Ragam bahasa santai

POLA KALIMAT DASAR
Kalimat dasar terdiri dari lima (5) unsur kalimat yaitu Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, Keterangan yang membentuk struktur kalimat. Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dijadikan model polakalimat dasar bahasa Indonesia yaitu :
• Kalimat Dasar berpola S-P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek dan predikat. Predikat kalimat ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat atau kata bilangan.
Contoh :
dia sedang makan.
S P(kata kerja)
Peserta lomba ini lima orang
S P( kata bilangan)
• Kalimat Dasar berpola S-P-O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat dan objek. Predikat dalam kalimat berpola S-P-O diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S disebelah kiri dan O disebelah kanan.
Contoh :
Dia sedang makan nasi.
S P O
Korea Utara telah mematuhi seruan PBB.
S P O
• Kalimat Dasar berpola S-P-Pel
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat, pelengkap.
• Kalimat Dasar berpola S-P-Ket
• Kalimat Dasar berpola S-P-O-Pel
• Kalimat Dasar berpola S-P-O-Ket

Frase, Klausa, dan Kalimat

A. Frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
frase mempunyai dua sifat, yaitu
a. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.
Macam-macam frase:
A. Frase endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Frase endosentrik yang koordinatif,
2. Frase endosentrik yang atributif
3. Frase endosentrik yang apositif
B. Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
C. Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.
• Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
• Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
• Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
• Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
• Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai
D. Frase Ambigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.

B. Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.

C. Kalimat
a. Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
b. Pola-pola kalimat
Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.




D. Jenis Kalimat
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.

2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1) Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
b. Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.

2) Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:
a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
c Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
3) Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.

3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
1) Hanya terdiri atas dua kata
2) Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3) Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
4) Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..
b. Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c. Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.

4. Kalimat Mayor dan Minor
a. Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.

b. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.

5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat
1. kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
contoh:
diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)
2. pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
contoh :
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
3. tidak memiliki subjek
contoh:
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
4. adanya kata depan yang tidak perlu
Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
5. salah nalar
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
6. kesalahan pembentukan ) kata
ilmiawan seharusnya ilmuwan
7. pengaruh bahasa asing
Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel)
8. pengaruh bahasa daerah
Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
.
E. Konjungsi
Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.
1. Konjungsi antarklausa
• Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
• Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
2. Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
3. Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.

sumber :http://zieper.multiply.com/journal/item/38
http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/frase-klausa-dan-kalimat/

Pola Kalimat Dasar Bahasa Indonesia

Kalimat dasar terdiri dari lima (5) unsur kalimat yaitu Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, Keterangan yang membentuk struktur kalimat. Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dijadikan model polakalimat dasar bahasa Indonesia yaitu :
• Kalimat Dasar berpola S-P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek dan predikat. Predikat kalimat ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat atau kata bilangan.
Contoh :
dia sedang makan.
S P(kata kerja)
Peserta lomba ini lima orang
S P( kata bilangan)
• Kalimat Dasar berpola S-P-O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat dan objek. Predikat dalam kalimat berpola S-P-O diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S disebelah kiri dan O disebelah kanan.
Contoh :
Dia sedang makan nasi.
S P O
Korea Utara telah mematuhi seruan PBB.
S P O
• Kalimat Dasar berpola S-P-Pel
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat, pelengkap.
• Kalimat Dasar berpola S-P-Ket
• Kalimat Dasar berpola S-P-O-Pel
• Kalimat Dasar berpola S-P-O-Ket

sumber :
buku bahasa indonesia terbitan erlangga

Ragam Bahasa

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya..Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
• Ragam bahasa undang-undang
• Ragam bahasa jurnalistik
• Ragam bahasa ilmiah
• Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
• Ragam bahasa cakapan
• Ragam bahasa pidato
• Ragam bahasa kuliah
• Ragam bahasa panggung

Ciri- ciri ragam lisan :
1. Unsur suprasegmental dan paralingual memberi efek terhadap komunikasi.
2. Terikat oleh kondisi,situasi, dan waktu.
3. Unsur-unsur dramatikal biasanya dinyatakan tidak lengkap.
4. Adanya lawan bicara.

2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
• Ragam bahasa teknis
• Ragam bahasa undang-undang
• Ragam bahasa catatan
• Ragam bahasa surat

Ciri- ciri ragam tulisan :
1. Unsur suprasegmental dan paralingual tidak ada sehingga dalam menyusun kalimat harus lebih hati-hati dan cermat.
2. Tidak terikat oleh kondisi,situasi, dan waktu.
3. Unsur-unsur dramatikalnya dinyatakan secara lengkap.
4. Tidak harus ada lawan bicara.

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
• Ragam bahasa resmi
• Ragam bahasa akrab
• Ragam bahasa agak resmi
• Ragam bahasa santai

sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa